Diposkan pada Refleksi

Cara Menghadapi Quarter Life Crisis

Photo by Julian Jagtenberg on Pexels.com

Hi, readers!
Saya lelah.
Seminggu ini saya memaksakan diri untuk multitasking.
Bukan multitasking sih, tapi membagi pikirian dalam waktu yang bersamaan.

Oke, readers..
Kali ini saya akan membahas cara untuk mengurangi atau menyikapi kondisi ketika kita berada dalam keadaan QLC:
Setidaknya, berikut yang bisa saya uraikan:

  1. Menyadari semua pencapaian yang sudah kita dapatkan: Ketika kita berada di titik jenuh, istirahatlah sejenak. Ingatlah segala jatuh bangun yang sudah kita lewati hingga hari ini. Nyatanya, kita sudah melewati hari-hari dengan segala usaha yang kita miliki. Kita memiliki nilai yang belum tentu orang lain miliki juga. Apresiasi segala capaian yang sudah kita dapatkan selama ini.
  2. Berpikir positif dan yakin atas keputusan yang diambil: Jangan terlalu dibawa pikiran tentang apa yang sudah menjadi keputusan kita. Yakinlah jika kita sudah memikirkan konsekuensi dan telah menjatuhkan keputusan yang terbaik untuk diri kita. Ingatlah bahwa segala sesuatu memiliki konsekuensinya masing-masing. Bahkan ketika kita memutuskan untuk tidak memilih pun, itu adalah pilihan kita.
  3. Menyempatkan diri untuk berbagi cerita kepada orang lain: Bercerita dan membangun komunikasi dengan orang lain adalah hal yang positif untuk kita. Berbagilah cerita dengan orang lain, maka kita akan menemukan pandangan yang lebih luas.
  4. Mencoba berbagai aktivitas baru yang bisa membuat kita menjadi lebih produktif: Terkadang kita mengalami QLC karena kita sudah bosen dengan ritme hidup yang kita jalani selama ini. Cobalah untuk bereksplorasi, mencari sesuatu yang baru, atau menekuni aktivitas yang kita suka dengan cara berbeda. Carilah aktivitas yang bisa meningkatkan produktivitas kita. Bisa dengan cara apapun yang kau senangi, asal bisa membuat kita menjadi produktif.

Sebenarnya, tulisan-tulisan saya di blog pribadi ini juga tidak lepas dari dinamika kehidupan saya secara personal.

Saya menulis apa pun yang ada di blog ini sebagai self healing untuk diri saya sendiri. Hanya saja, berbeda cara penyampaiannya dengan tulisan saya di media pribadi, seperti laptop dan buku tulis.

Di sisi lain, saya juga ingin berbagi dengan pembaca. Kali aja ada pembaca yang merasa cocok dengan tulisan-tulisan saya. Yang baik-baik silakan diambil, yang buruk-buruk dan tidak sesuai dalam tulisan-tulisan saya, abaikan saja.