Diposkan pada Refleksi

Quarter Life Crisis

Photo by Lisa Fotios on Pexels.com

Hi, readers!


Kalian sudah tau kan Quarter Life Crisis itu apa dan bagaimana? Siapa saja yang mengalami? Kapan kemungkinan mengalaminya? Di mana kejadiannya?
Loh, kok kayak berita malahan.


Jadi, QLC bisa dialami oleh siapa saja, di mana saja. QLC itu masa-masa krisis yang menimpa kehidupan seseorang, khususnya di usia 20-30an.. (kalo saya ngga salah sih ya)


Kenapa bisa mengalami QLC?
Biasanya, karena di usia tersebut seseorang sedang dalam pencarian jati diri.


Memang, garis kehidupan kita sudah ditentukan Tuhan sejak kita berusia 40 hari di dalam kandungan. Namun terlepas dari itu, kita sendiri tidak tahu akan seperti apa kehidupan kita selanjutnya.

Kita diberi ruang dan waktu untuk belajar, berproses, terbentur, terbentur, terbentur, lalu kemudian terbentuk.


Selama proses tersebut, kita mencoba segala hal, mencari mana yang baik untuk kita, belajar dari kesalahan dan kekeliruan kita, dan macam-macam.
Di sisi lain juga ada banyak faktor yang kemudian menggiring kita pada fase krisis kala kehidupan dewasa datang, atau QLC.


Apa tanda-tandanya kita memasuki fase QLC?
Kira-kira tandanya akan seperti ini:

  1. Membandingkan kehidupan diri sendiri dengan hidup orang lain
  2. Sering mengalami cemas yang berlebihan sebelum atau setelah memutuskan sesuatu
  3. Mulai sering mempertanyakan perihal kehidupan
  4. Sering merasa sedih dan merasa sendiri
  5. Tidak memiliki motivasi
  6. Mulai kehilangan arah dan tujuan hidup

Ya kira-kira itulah minimal gejala yang ditimbulkan dari Quarter Life Crisis. Mungkin sebenarnya masih banyak gejala lain yang belum saya tuliskan di sini.
Lalu bagaimana cara menghadapi QLC?
Nanti kita bahas di tulisan selanjutnya ya..