Diposkan pada Refleksi

Cerita di Penghujung dan Awal Tahun

Photo by Pixabay on Pexels.com

Sebelum 2019 berakhir, saya tidak menuliskan apapun di sini. Bahkan saya tidak menggoreskan tinta sedikit pun di buku tulis.

Entah saya harus bersyukur atau sedih, atau harus seperti apa ketika mendengar kabar tersebut.

Alasannya sederhana sih, saya mengisi waktu liburan di Jogja. Saya ke Jogja di penghujung tahun 2019, tepat tiga hari sebelum Jakarta dilanda musibah banjir.

Saya bersyukur karena pada saat musibah besar tersebut, saya sudah berada di Jogja. Saya tidak terjebak di Jakarta yang sebagian besar jalannya mengalami kelumpuhan total akibat banjir.

Namun di sisi lain, saya merasa tidak pantas mengucapkan rasa syukur, karena bagaimana pun keadaannya, hal tersebut merupakan musibah untuk semua penduduk Jakarta. Saya pun sudah setahun lebih menjadi penduduk domisili Jakarta. Tentu saya merasa tidak pantas jika saya bersyukur hanya karena saya sudah berada di tempat aman ketika tempat domisili saya tersebut justru terkena musibah yang cukup besar.

Dilema perasaan yang saya alami akhirnya berakibat pada kesehatan fisik saya sendiri. Walaupun saya selamat dari musibah banjir yang melanda Jakarta, Bogor, dan sekitarnya, saya justru sakit di kota lain. Saat itu saya berada di Yogyakarta.

Mungkin sakit yang menghampiri saya saat itu justru membuat saya merasa lega karena saya bisa turut merasakan “ketidak-enakan” menutup tahun dan mengawali tahun baru dengan keadaan yang tidak pernah kami harapkan sesungguhnya.

Bagaimana pun, semesta selalu memiliki cara tersendiri untuk menyapa kita. Mungkin akan ada anugerah di balik musibah yang menimpa kita masing-masing. Yang penting, selalu husnuzon saja kepada Tuhan. Tuhan Maha Asyik kok.

Baiklah, nanti kita cerita tentang hari ini.

Begitu pun, nanti kita sambat tentang hari ini.