Diposkan pada Refleksi

Dilema ketika Driver Ojol Menawarkan untuk Mengisi Saldo Go-Pay atau OVO

“Mau isi saldo sekalian, Kak?” “Sekalian saya isi saldonya ya, Kak.” “Saldonya masih ada tidak, Kak?”

Maksud dari pertanyaan di atas bukanlah tawaran seorang driver yang ingin “memberikan” saldonya kepada kita, namun pertanyaan tsb merupakan tawaran driver kepada customer untuk “membeli” saldo kepadanya.

Saya sering dilema ketika ada driver ojol yang menawarkan jasanya untuk mengisikan saldo go-pay atau OVO saya. Eh maksudnya, menawarkan saya untuk membeli saldo kepadanya.

Saya tidak selalu dilema sebenarnya, saya hanya dilema ketika saldo saya masih cukup untuk bepergian beberapa kali lagi atau sekedar untuk pesan go-food/ grab-food.

Ada beberapa driver yang sengaja menawarkan customer untuk membeli saldonya supaya ia mendapatkan reward, karena ada target dari sistem yang ia gunakan. Namun ada pula driver yang menawarkan saldonya karena alasan yang tidak saya ketahui. (Ya jelas lah ya)

Ketika saya ingin menolak, di sisi lain saya justru terdorong untuk (udahlah, jawab aja “ya”), atau terkadang ada rasa berat untuk menjawab tidak. Saya tidak suuzon sama sekali kalo driversnya pake penglaris sampe saya harus banget jawab “ya” loh ya..

Jadi gini, terkadang saya tetap membeli saldo kepada driver yang menawarkan atas dasar rasa bersalah ketika saya menolak. (Kecuali jika dalam keadaan saya tidak membawa uang lebih).

Kenapa saya akan merasa bersalah? Karena saya berpikiran kalau driver tsb sedang dalam keadaan butuh. Untuk membeli makan, atau sekedar untuk ngopi. Bahkan bisa jadi ia sedang dalam keadaan mendesak untuk membiayai anaknya sekolah. Karena memang yang saya tahu, e-money tidak bisa dicairkan dalam bentuk fisik jika tidak ada customer yang membeli saldonya atau jika si driver tidak menarik uang dari rekeningnya.

Jadi, biarkanlah semuanya untuk (saling) membantu. Kita tidak tahu kondisi keuangan driver (secara fisik) seperti apa. Kita tidak tahu semangat driver untuk mengejar reward agar mendapatkan rejeki lebih seperti apa. Kita tidak tahu target tabungan seorang driver seberapa. Kita hanya cukup tahu bahwa mereka sedang berusaha mencari rejeki untuk menyambung hidupnya.

Mudahkanlah urusan orang lain, maka urusanmu akan dipermudah pula oleh Allah.

 

Penulis:

Santri Backpacker

Tinggalkan komentar